Budi melewati ketika itu masih subuh
lampu jalan yang menyala tapi hampir lepas menunggu untuk jatuh.
namun Budi hanya memperhatikan...
di koran tertulis para capres yang sibuk mengklaim keberhasilan dalam kampanye
Budi masih berkeringat mengantarkan koran koran itu jangan sampai telat.
Budi tak pernah lelah...
Istirahat siang saatnya bersantap dengan menu keseharian
hidup memang untuk dijalankan denagn rasa syukur
biar bayaran buat kontrakan bulan depan belum keliatan
Budi tetap santai...
Ketika sedang santai duduk di serambi rumah seorang tua renta menawarkan sumbangan bagi veteran pejuang kemerdekaan dengan menjual gambar pahlawan
" silahkan dik dibayar seiklasnya untuk bantuan" demikian pinta nya
dibaca oleh Budi tulisan di bawah gambar pahlawan revolusi
" Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang Menghargai Jasa Para Pahlawannya"
Sekejap budi langsung mengembalikannya
" maaf pak, pahlawan saya saat ini adalah ratu adil, malaikat jibril, dan mujahid berpedang. gambar ini bukan untuk saya"
Waktu pun bergulir, subuh kembali memanggil Budi mengantarkan koran
Setiap lewat jalan itu masih saja ia memandangi lampu yang tak kunjung jatuh
Kejatuhan lampu akan menambah susah hidup Budi untuk biaya berobat bahkan kehilangan profesi sebagai pengantar koran.
Sayangnya Budi tak pernah tau apa maksud dibalik jatuhnya lampu jalanan yang menimpanya kemarin.
Itu sih minta dielus, tapi malah digampar
6 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar